Komplek Candi Arjuna
Kembali ke masa silam dengan jelajah Komplek Candi Arjuna yang dibangun pada masa kejayaan Mataram kuno Dinasti Sanjaya. Candi tertua yang pernah ada di bumi nusantara candi Arjuna, Srikandi, Puntadewa, Sembadra, dan Semar.
Menelisik keindahan bebatuan purba jenis andesit khas bebatuan gunung merapi yang disusun menjadi bangunan megah pada masanya.
Rumput nan subur tertata rapi bak permadani membentang diantara bangunan gagah sang Candi Arjuna, udara semilir sejuk akan menghampiri dengan lembut.
Berfoto dengan boneka cantik teletubis serta para wayang yang gagah dengan langskap pegunungnan nan indah.
Bunga khas pegunungan hortensia siap menjadi pendamping swafoto anda, pohon cemara hidup tertata rapi sepanjang jalan masuk komplek andi Arjuna, menambah pemandangan semakin asri.
Pohon-pohon cemara yang menaungi membuat suasana semakin sejuk cocok untuk berfoto di bawahnya di sepanjang pintu masuk dan pintu keluar, serta di sekeliling komplek candi.
Misteri Pembanguanan Candi Komplek Arjuna
Menimbulkan tanda tanya yang besar bagi masyarakat modern tentang pembangunan Komplek Candi Arjuna, teknologi apa yang mereka gunakan sehingga bisa membuat candi yang megah itu.
Dari segi pemotongan batu-batu besar menjadi bagian yang lebih kecil dan rapi, tentu membutuhkan teknologi, entah itu teknologi masih sederhana atau menggunakan alat yang cangih, dari pertanyaan tersebut penulis belum menemukan jawabannya.
Pemasangan susunan batu-batu menjadi bangunan candi sehingga bisa menempel kuat dan kokoh pastinya juga memperlukan ilmu pengetahuan yang tinggi. Tidak sembarang orang bisa melakukan hal tersebut.
Kalau di jaman modern seperti sekarang mungkin pemasangan atau penyusunan batu-batu tersebut menggunakan perekat semen, nah kalau pada abad ke enam sampai delapan kira-kira menggunakan apa ya?
Dikutip dari kompasiana.com bahwa penganti perekat semen yaitu dari putih telur dicampur dengan tanah liat, pasir dan kapur.
Nah kalau candi di Dieng apakah menggunakan perekat dari putih telur? Kalau dilihat dari susunan batu yang melekat mungkin ada sebagian, atau ada teknik lain seperti mirip puzzle yang dicocokkan satu sama lain dalam pembangunan candi tersebut.
Pemberian Nama Pada Komplek Candi Arjuna
Siapa sangka bahwa yang memberi nama candi adalah para warga sekitar. Masyarakat bersepakat memberi nama candi dengan sebutan Arjuna, Semar, Puntadewa, Srikandi, dan Sembadra, karena pada penemuan candi memang belum ada namanya.
Batu Candi Berasal dari Gunung Paku Wojo
Jarak yang tidak pendek untuk menempuh perjalanan menuju gunung Pakuwojo, dibutukkan ekstra tenaga untuk samapi di gunung tersebut. Gunung Pakuwojo berada samping bukit Sikunir dan di sebelah selatan dari destinasi candi Arjuna.
Batu yang digunakan untuk pembangunan candi adalah jenis andesit, suatu jenis batuan beku vulkanik, komposisi menengah, ekstruasif, dengan tekstur afanitik hingga porfiritik.